+62 22 4231280  +62811 2001 005

Informasi dan Artikel

Informasi dan Artikel (93)

RS Mata Cicendo Bandung meraih “Terbaik II Faskes Berkomitmen Kategori FKRTL Khusus” pada acara Pertemuan Peningkatan Komitmen dan Mutu Layanan Fasilitas Kesehatan Tahun 2025 di Bandung.  Penghargaan diserahkan oleh Kepala Kantor Cabang Bandung BPJS Kesehatan kepada Direktur Utama RS Mata Cicendo.  Penghargaan diberikan kepada sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) terbaik, yang dinilai berkomitmen meningkatkan mutu layanan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). yang merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi faskes. Dalam memperkuat sinergi pelaksanaan Program JKN.

 

Penilaian  berdasarkan pada sejumlah indikator, seperti kepatuhan terhadap perjanjian kerja sama (PKS), efektivitas pelayanan melalui Supervisi, Buktikan, dan Lihat Langsung (SiBLing), penggunaan antrean online di aplikasi Mobile JKN, implementasi digitalisasi SMART Klaim. Hingga respons terhadap umpan balik peserta melalui fitur KESSAN.  Sebagai Pusat Mata Nasional, Rumah Sakit Mata Cicendo terus berupaya dan berkomitmen dalam meningkatkan mutu layanan bagi para pasien termasuk peserta BPJS Kesehatan.  

Dr. dr. Antonia Kartika, SpM(K), M.Kes - Direktur Utama RS Mata Cicendo menjadi keynote speaker pada acara Create Your Own Path to Success Inspirational Talk - World Sight Day 2025 yang diselenggarakan oleh Syamsi Dhuha Foundation pada 11 Oktober 2025 yang menyampaikan bahwa gangguan penglihatan dan kebutaan masih merupakan masalah kesehatan global termasuk di Indonesia. Gangguan penglihatan dapat berdampak terhadap beberapa aspek dalam kehidupan seperti aktivitas sehari-hari, interaksi dg komunitas, kemampuan mengakses layanan publik dan kesempatan kerja. Beliau bagikan kiat-kiat untuk miliki strategi dg berinovasi dan berkreasi agar tetap dapat produktif :

- Merubah mindset, tdk membandingkan diri sendiri dg orang lain, tidak berfokus pada apa yg tak bisa dilakukan, pahami bahwa ketidakmampuan adalah bagian dari keragaman bukan suatu keterbatasan

- Berusaha kenali keunikan dan kelebihan diri sendiri

- Cari komunitas yg suportif, yg dapat saling berbagi pengalaman dan inspirasi

- Mulai lakukan aksi.

 Itulah sekilas yang disampaikan pada acara tersebut, berbagi motivasi & pengalaman bersama para sahabat Difabel Netra yang tak terbatas walau dengan keterbatasan.

Senin, 13 Oktober 2025 12:14

World Sight Day 2025

World Sight Day atau Hari Penglihatan Sedunia yang diperingati setiap hari Kamis minggu kedua di bulan Oktober setiap tahunnya.  Tahun 2025 ini peringatannya jatuh pada tanggal 9 Oktober 2025. Hari Penglihatan Sedunia 2025 diperingati saat ini melalui Aksi Kolaboratif untuk Implementasi Peta Jalan Kesehatan Mata 2025–2030.  Acara penting ini menunjukkan kemitraan yang luar biasa antara Kementerian Kesehatan, Rumah Sakit Mata Cicendo, WHO Indonesia, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya yang berkomitmen untuk memajukan kesehatan mata di seluruh Indonesia. Salah satu momen penting adalah penandatanganan Deklarasi Komitmen Bersama, yang menegaskan kembali komitmen bersama untuk meningkatkan akses layanan refraksi dan memastikan penyediaan alat bantu penglihatan yang terjangkau dan mudah diakses di seluruh negeri.

  

 

Untuk memperkuat pesan kesehatan mata bagi semua, peringatan dilanjutkan dengan kampanye Hari Penglihatan Sedunia yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Mata Cicendo dengan melakukan kampanye kesehatan mata. Rangkaian acara Peringatan Hari Penglihatan Sedunia yang dilaksanakan RS Mata Cicendo tahun ini diantaranya berbagai workshop, skrining refraksi dan pemberian kacamata, aksi kolaborasi implementasi peta jalan upaya kesehatan penglihatan (Inisiatif WHO SPECS 2030), Campaign World Sight Day, Skrining Pemeriksaan Baksos Katarak, dan Launching Buku Cerita Anak Cicendo-Gramedia, juga kegiatan terkait lainnya.

Launching Layanan Amblyopia Center
Terapi Amblyopia (mata malas) dengan Virtual Reality (VR)

Bandung – Rabu, 23 Juli 2025. Amblyopia Center yang merupakan layanan kesehatan mata yang khusus menangani gangguan penglihatan mata malas pada anak, hadir di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo bertepatan pada peringatan Hari Anak Nasional 2025. Launching layanan ini diresmikan oleh Dewan Pengawas, Fahma Sari Fatma. Peresmian dilaksanakan di Aula Gedung B lantai 4 dan pengguntingan pita di Aesthetic Eye Care & Dry Eye Clinic Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, yang mengundang pula Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung dan perwakilan Dinas Kesehatan Kota Bandung.


Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadikan terapi mata malas bisa dengan metode selain tutup mata yaitu permainan, dimana merangsang mata yang malas tersebut untuk menjadi lebih aktif dengan bermain game menggunakan virtual reality (VR). Permainan tersebut dirancang sendiri oleh RS Mata Cicendo dan alat tersebut diberi nama AmblyoVR dan menjadi yang Pertama di Indonesia.  Permainan yang dirancang oleh RS Mata Cicendo, yaitu membuat suatu objek yang hanya dapat dilihat oleh mata yang malas saja dan anak tersebut harus mengenai objek tersebut, kemudian akan dilihat perkembangan penglihatan dari mata malas tersebut. Latihan bermain game ini lebih efektif dilakukan 8 kali namun RS Mata Cicendo membuat paket menjadi 4-4 dan setiap 4 kali latihan, dokter akan memeriksa dan melihat perkembangannya. Terapi ini hanya dapat digunakan bagi anak yang memiliki keluhan satu mata malas saja. Sedangkan jika anak memiliki amblyopia di kedua matanya maka terapi menggunakan metode lain. Amblyopia atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai mata malas adalah kondisi dimana salah satu mata tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini terjadi sejak anak- anak dan disebabkan oleh berbagai hal seperti mata juling, ukuran kacamata yang besar dan tidak terkoreksi dengan baik, ukuran lensa kacamata yang besar dan gangguan yang menutupi aksis visual. Tujuan dari terapi amblyopia ini adalah melatih mata yang lemah agar kembali aktif dan
digunakan oleh otak. Prinsip dari terapi itu sendiri berfokus pada 3 (tiga) hal yakni: 

  1. menghilangkan penyebab hambatan penglihatan seperti katarak bawaan atau kelopak mata yang turun agar jalur visual tidak terhalan
  2. memberi koreksi kacamata yang tepat dan optimal sesuai kebutuhan refraksi masing- masing mata;
  3. memaksa mata amblyopia untuk lebih atif bekerja.


Anak-anak yang memiliki kelainan mata malas harus segera ditangani sejak dini, jika tidak, dapat menyebabkan gangguan penglihatan permanen. Untuk itu, sangat penting memeriksakan mata anak secara rutin. Dengan hadirnya Amblyopia Center di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Jl Cicendo No. 4 Bandung, diharapkan penderita amblyopia khususnya anak-anak dapat memperoleh penanganan yang tepat dan efektif, sehingga kualitas hidup mereka dapat meningkat.  

(Dipublikasikan oleh: Tim Kerja Hukum & Humas PMN RS Mata Cicendo)

 

10%-15% dari anak-anak Sekolah Dasar memiliki penglihatan buruk, salah satu penyebabnya adalah mata minus yang tidak terkoreksi.

 Apa itu mata minus?

Mata minus yang dalam istilah kedokteran disebut Myopia atau rabun jauh adalah kondisi dimana objek yang letaknya jauh terlihat buram, namun objek yang letaknya dekat dapat terlihat jelas.

Penyebabnya adalah ketika cahaya masuk ke dalam mata titik fokusnya jatuh di depan retina (Fovea). Supaya cahaya dapat jatuh tepat di titik Fovea, dapat diberikan lensa minus pada kacamata. Lensa minus membuat sinar sejajar dibiaskan lebih jauh, sehingga titik fokus bisa jatuh tepat di Fovea.

Ilustrasi mata minus dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Sumber : Feti, Sesy dkk. Pediatrik Oftalmologi dalam Praktik Sehari-hari

 

Apa Penyebab Mata Minus?

Myopia terjadi karena adanya pemanjangan bola mata atau pertumbuhan bola mata lebih cepat dari yang seharusnya. Faktor yang berpengaruh terhadap kondisi ini adalah genetik (diturunkan dari orang tua) dan juga faktor lingkungan. 

Bila salah satu orang tua memiliki mata minus maka anak berpotensi tiga kali lipat menjadi mata minus, tetapi bila kedua orang tua memiliki mata minus maka anak berpotensi enam kali lipat menjadi mata minus.

Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan mata minus atau mempercepat penambahan mata minus adalah kebiasaan seseorang terlalu lama bekerja dengan penglihatan dekat. Penglihatan jarak dekat yang dimaksud diantaranya adalah membaca, menggambar, berada di depan layar komputer, laptop, tablet atau telepon genggam.

Mata anak masih tumbuh dan berkembang, sehingga jika mata minus terjadi pada anak yang lebih kecil dari 7 tahun, maka pertumbuhan myopia akan lebih cepat karena pada masa ini mata sedang berkembang pesat.

 

Apa gejala seorang anak yang memiliki mata minus?

Gejala utama mata minus adalah penglihatan jauh buram, namun pada anak yang lebih kecil biasanya belum mengerti buram, sehingga anak tidak mengeluh. Tanda lainnya yang orang tua harus tahu adalah sering memicingkan mata, memiringkan kepala, serta selalu mendekat ke objek yang ingin dilihat. Anak dengan mata minus biasanya akan sering  menonton televisi dalam jarak dekat dan sering maju ke depan kelas untuk melihat papan tulis. Lebih jauh lagi, prestasi mereka akan turun karena sulit mengikuti pelajaran sekolah.

 

Bagaimana mencegah atau memperlambat berkembangnya mata minus?

  • Temukan gejala dini mata minus dan berikan kacamata segera
  • Kurangi “screen time”, dalam sehari tidak lebih dari 2-3 jam bekerja dengan penglihatan dekat apapun
  • Ketika menggunakan gawai (komputer, laptop, telefon genggam) pastikan posisi duduk dengan baik serta mengikuti aturan 20 – 20 – 20 (setiap 20 menit istirahat 20 detik untuk melihat jauh 20 kaki/6 meter)
  • Perbanyak aktivitas luar gedung (outdoor) sedikitnya 90 menit setiap hari, hal ini akan mengurangi risiko terjadinya mata minus

Bagaimana jika anak sudah menderita Mata Minus?

  • Pakai Kacamatanya
  • Kontrol teratur untuk pemeriksaan refraksi dan bila perlu penggantian kacamata
  • Tetap hindari pekerjaan dekat (screentime) dalam waktu lama
  • Istirahat cukup
  • Makan makanan bergizi

(oleh Dr. Feti Karfiati, dr., SpM(K), MKes & Sesy Caesarya, dr., SpM(K) - Dokter Mata Sub Spesialis Pediatrik Oftalmologi, PMN RS Mata Cicendo)

Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi menjadi Rumah Sakit Bertaraf Level Asia yang Memiliki Pelayanan Mata Unggulan dengan Pertumbuhan Berkelanjutan, Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo turut berpartisipasi dalam acara GlobalHealth Asia Pacific Summit, Conference, and Award 2025 yang diadakan di Athenee Hotel, Bangkok, Thailand pada tanggal 23-24 Juni 2025. Acara GHAPAC Tahun 2025 ini juga bertepatan dengan Globalhealth 10th Anniversary dan dihadiri oleh para CEO dan perwakilan dari berbagai institusi dalam sektor kesehatan.
 

Direktur Utama PMN RS Mata Cicendo,  Dr. dr. Antonia Kartika, SpM(K), M.Kes.  menjadi salah satu pembicara di hari pertama GHAPAC tanggal 23 Juni 2024 dengan topik Connecting The Gap between the eyes and the brain: A Multidisciplinary approach
 
Pada kesempatan tersebut, PMN RS Mata Cicendo juga berhasil meraih penghargaan Ophthalmology Service Provider of The Year in Asia Pacific 2025.  Semoga dengan diraihnya apresiasi ini, terus menjadi penyemangat dalam mewujudkan visi. 
Salam Sehat Mata
 
(oleh Tim Kerja Hukum & Humas PMN RS Mata Cicendo)

Mata merupakan organ yang kompleks dan salah satu organ terpenting dari tubuh manusia. Mata mempunyai sistem persarafan yang kompleks terdiri dari saraf optik yaitu saraf mata untuk melihat, saraf untuk menggerakan bola mata, saraf untuk merasakan nyeri dan saraf mata lainnya. Tulisan ini akan membahas lebih dalam mengenai saraf optik khususnya stroke saraf optik. 

Saraf Optik = Kabel Mata
Mata bila dibaratkan sebuah bola lampu maka saraf optik adalah kabel dari bola lampu tersebut. Analogi tersebut membuat kita bisa memahami bahwa fungsi saraf optik sangat penting.  Saraf optik berfungsi untuk menghantarkan sinyal saraf dari mata menuju ke otak agar sinyal tersebut dapat diproses dengan baik di otak dan hasil akhirnya adalah kemampuan melihat yang maksimal. Bila kabel dari bola lampu terganggu maka lampu akan menyala redup atau mungkin tidak menyala sama sekali. Analogi tersebut berlaku untuk saraf optik, bila terjadi gangguan pada saraf optik maka  penglihatan akan menurun.  Penyebab gangguan saraf optik yang berakibat menurunnya fungsi saraf tersebut dan membuat penglihatan menurun adalah peradangan, gangguan aliran darah, penekanan oleh tumor, keracunan karena alkohol atau obat-obatan tertentu dan kecelakaan yang mengakibatkan cedera kepala.

Apakah Stroke Saraf Optik?
Stroke saraf optik adalah gangguan atau penyakit saraf optik yang disebabkan gangguan aliran darah menuju saraf optik. Fungsi saraf optik berjalan baik apabila saraf optik mendapat aliran darah melalui pembuluh darah (selang darah). Aliran darah tersebut membawa oksigen dan nutrisi untuk saraf optik agar berfungsi dengan baik. Gangguan aliran darah menuju saraf optik disebabkan sumbatan atau melambatnya aliran darah pada pembuluh darah (selang darah) tersebut. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh penyakit jantung, penyakit kencing manis, penyakit darah tinggi, penyakit  akibat kadar kolesterol tinggi, kekentalan darah yang meningkat dan kebiasaan merokok.

Gejala Klinis
Stroke saraf optik biasanya mengenai pasien berusia diatas 50 tahun. Pasien yang mengalami stroke saraf optik mengeluh penglihatan tiba-tiba buram atau gelap biasanya menyerang hanya 1 mata tetapi tidak menutup kemungkinan menyerang ke 2 mata secara bersamaan.  Penglihatan buram mendadak seringnya terjadi pagi hari walaupun pada sebagian kasus keluhan tersebut dapat terjadi kapan saja dan pada beberapa kasus pasien tidak menyadari bahwa penglihatannya mulai terganggu.  Keluhan lain pada pasien yang mengalami stroke saraf optik adalah gangguan lapangan pandang artinya pasien mengeluh mendadak pandangan hilang sebagian biasanya pada 1 mata atau dapat pada kedua mata sekaligus.  Keluhan tersebut tidak disertai gangguan mata lainnya seperti mata merah, mata berair atau mata mengeluarkan banyak kotoran mata.  Hal ini menyebabkan sebagian pasien berfikir penglihatan buramnya hanya berlangsung sesaat sehingga pasien tidak datang ke dokter mata untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menunggu keluhannya sembuh sendiri.  

Tanda Klinis Pada Pemeriksaan Mata
Pada pemeriksaan ketajaman penglihatan, pasien dengan stroke saraf optik mengalami penurunan tajam penglihatan. Pemeriksaan dengan alat biomikroskop untuk melihat bagian depan mata menunjukkan keadaan normal kecuali terdapat penurunan refleks cahaya pada pupil / anak-anakan mata bila disinari cahaya.  Pemeriksaan tekanan bola mata juga dalam batas normal. Pada pemeriksaan saaf optik dengan alat khusus funduskopi terlihat pembengkakan saraf optik bila gangguan saraf optik mengenai bagian depan saraf optik. Pada sebagian kasus stroke saraf optik, saraf optik terlihat normal bila yang mengalami gangguan adalah saraf optik bagian belakang.  Pasien dengan kecurigaan stroke saraf optik perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik untuk memastikan diagnosis stroke saraf optik. Pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan luas lapangan pandang, pemeriksaan warna dan pemeriksaan sensitivitas kontras. Luas lapangan pandang diperiksa dengan alat khusus bernama perimetri. Pada pemeriksaan luas lapangan pandang terlihat adanya gangguan berupa hilangnya sebagian lapangan pandang dari 1 mata atu kedua mata.  Warna diperiksa dengan menggunakan buku tes warna bernama ishihara. Pada stroke saraf mata terdapat gangguan warna sehingga pasien tidak dapat membaca angka yang ada di buku ishihara tersebut secara lengkap. Kontras dinilai dengan tes sensitivitas kontras. Pada stroke saraf optik terdapat gangguan sensitivitas kontras sehingga pasien tidak dapat membaca tulisan dengan kontras rendah antara tulisan dan latar belakang dimana orang dengan saraf optik yang normal masih dapat membacanya. Lembar pemeriksaan sensitivitas kontras: terlihat semakin ke bawah kontras semakin menurun.Pada kecurigaan stroke saraf optik sebaiknya dilakukan scan kepala dalam bentuk Magnetic Resonance Imaging (MRI) otak untuk memastikan bahwa penyebab gangguan saraf optik bukan karena gangguan dikepala seperti penekanan oleh tumor. 

Pengobatan
Setelah hasil-hasil pemeriksaan oleh dokter mata menunjukkan diagnosis stroke saraf optik maka faktor penyebabnya harus dicari. Pasien di sarankan untuk menjalani pemeriksaan menyeluruh seperti labotarium darah untuk melihat apakah terdapat penyakit kencing manis, kolesterol tinggi, kekentalan darah yang meningkat atau penyakit lainnya yang menyebabkan gangguan aliran darah ke saraf optik.  Pemeriksaan jantung dengan dokter ahli jantung juga perlu dilakukan untuk melihat apakah terdapat faktor risiko tersebut sebagai penyebab stroke saraf optik.  Pasien sebaiknya juga dirujuk ke dokter ilmu penyakit dalam (internist) untuk mencari penyebab stroke saraf optik dan untuk mengobati penyakit yang menyebabkan stroke saraf optik tersebut. Pasien dengan pembengkakan saraf optik diberikan obat yang dapat menurunkan pembengkakan saraf optik oleh dokter mata. Dokter mata juga memberikan obat pelindung saraf dan obat pengencer darah.

Perlu diketahui bahwa saraf optik mempunyai daya sembuh (regenerasi) yang terbatas sehingga pada stroke saraf optik dengan penanganan yang baik perbaikan penglihatan dapat terjadi, tetapi penglihatan pada sebagian besar pasien waluapun membaik tidak dapat kembali seperti semula. Pasien yang sudah terkena stroke saraf optik pada satu mata mempunyai risiko lebih tinggi terkena stroke mata pada mata sebelahnya. 

Anjuran
Pola hidup harus dirubah: kebiasaan merokok dihentikan, berolahraga secara teratur, mengatur pola makan sehat, kontrol teratur ke dokter mata dan kontrol teratur ke dokter internist.

Kesimpulan
Stroke saraf optik dapat terjadi akibat gangguan aliran darah menuju saraf optik. Pasien mengeluhkan mendadak buram atau berkurangnya luas lapangan pandang. Kebiasaan merokok, penyakit kencing manis, hipertensi, kadar kolesterol darah tinggi dan kekentalan darah yang meningkat dapat menyebabkan stroke saraf optik. Penanganan stroke saraf optik harus segera komprehensif melibatkan disiplin ilmu lain selain dokter mata seperti dokter internist atau dokter ahli jantung. Perlunya menjaga kesehatan dan melakukan pemeriksaan rutin darah dan pemeriksaan mata rutin untuk mencegah stroke saraf optik.

(oleh : Dr. dr. Antonia Kartika, SpM(K), M.Kes - Dokter Mata Sub Spesialis Neuro Oftalmologi PMN RS Mata Cicendo Bandung)

Pada Hari Selasa, 3 Juni 2025 telah dilaksanakan acara Serah Terima Peralatan Vision Center NICEH  (National Integrated Cicendo Eye Health) Project untuk 5 Puskemas di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Garut di Aula Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. 
Acara dihadiri oleh Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Perwakilan dari Pusat Kebijakan Strategi dan Tata Kelola Kesehatan Global Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, Perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Kabupaten Karawang, dan Kota Bandung,
 
Perwakilan IROPIN dan GAPOPIN Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Garut dan Kabupaten Karawang. Dalam acara tersebut diserahkan peralatan pemeriksaan mata: trial lense, trial frame, direct ophthalmoscope, tonometry manual, pen light, pen hold, Buku Ishihara, loop optivisor dan lensometer untuk di Puskesmas Cilamaya, Klari, Karangpawitan, Sukarame, dan Limbangan. 
 
Serah terima peralatan Vision Center tersebut merupakan kegiatan terakhir dari NICEH Project yang akan berakhir pada akhir bulan Juni ini.
Semoga rangkaian kegiatan NICEH Project selama 3 tahun dapat memberikan dampak positif bagi penurunan angka gangguan penglihatan dan kebutaan, khususnya di Jawa Barat.
 
(oleh : Tim Kerja Hukum dan Humas RS Mata Cicendo Bandung)

Trauma kimia pada mata adalah kondisi kegawatdaruratan mata yang memerlukan evaluasi dan penatalaksanaan yang segera dan intensif, karena kerusakan pada mata akibat trauma kimia dapat terjadi segera hanya dalam waktu beberapa menit. Mata dapat terpapar oleh bahan kimia padat, cair, bubuk atau aerosol. World Health Organization (WHO) melaporkan 11.5% - 22.1% kejadian trauma mata akibat zat kimia. 80% dari seluruh kasus trauma kimia terjadi di tempat kerja, berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) bahwa setiap harinya ada hampir 2000 pekerja di Amerika Serikat yang mendapatkan perawatan medis akibat terkena bahan kimia saat bekerja.  Data United States Eye Injury Registry (USEIR) menunjukkan kejadian trauma kimia di tempat kerja mencapai 16% dan terus meningkat. Sebagian kecil kejadian trauma kimia pada mata dapat terjadi di rumah yang biasanya disebabkan oleh bahan kimia seperti deterjen, pembersih toilet, pemutih pakaian, atau larutan pembersih lainnya. 

Pola kasus trauma kimia mata yang datang dan ditangani di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit (PMN RS) Mata Cicendo tahun 2015-2019 dilaporkan dalam penelitian observasional dr. Endi Pramudya Laksana adalah sebanyak 209 pasien (245 mata) dirawat terdiri dari 170 laki-laki dan 39 perempuan. Rata-rata usia antar kategori adalah 35.25 tahun. Terdapat 173 pasien dengan trauma pada satu mata, dan sebagian besar pasien datang pada fase akut (83.3%).

Jenis trauma kimia, waktu paparan, volume, konsentrasi dan lamanya paparan zat kimia sangat mempengaruhi derajat keparahan terhadap mata. Kondisi tersebut dapat berupa gangguan ringan pada permukaan okular hingga memberikan dampak yang lebih berat pada struktur mata bagian dalam. Beberapa sumber penyebab trauma kimia dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Beberapa gejala yang muncul pada mata akibat trauma kimia antara lain :

  • Rasa terbakar segera setelah terpapar zat kimia
  • Keluarnya air mata secara berlebihan
  • Nyeri
  • Mata dan kelopak mata menjadi bengkak dan merah
  • Penurunan tajam penglihatan

 

Beberapa langkah yang dapat dilakukan segera setelah mata kita terkena paparan zat kimia : 

  • Tidak mengucek atau menekan mata
  • Jangan menilai cedera mata berdasarkan tingkat rasa sakitnya, misalnya bahan kimia alkali biasanya tidak menimbulkan gejala yang berarti, namun dapat merusak mata secara serius
  • Mencari tempat untuk mencuci mata (ruang pencuci mata) terdekat di tempat kerja dan segera membasuh mata sebelum mencari bantuan medis. Letakkan wajah di bawah air mengalir selama 15 hingga 20 menit dan biarkan aliran air membanjiri mata, gunakan jari untuk membuka kelopak mata (pastikan tidak ada bekas bahan kimia di jari Anda), jika ruang pencuci mata berada jauh atau tidak dapat diakses, sumber air bersih apa pun dapat digunakan, bahan kimia berbentuk bubuk atau partikulat (butiran, seperti beton basah) bisa sangat merusak karena lebih
    sulit untuk dihilangkan
  • Setelah mencuci mata, segera mencari Instalasi Gawat Darurat (IGD) terdekat untuk mendapatkan pertolongan lanjutan

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar mata kita tidak terpapar zat kimia terutama saat bekerja antara lain :

  • Menggunakan pelindung mata (kacamata/goggles), serta pelindung wajah (face shield) pada saat kontak dengan bubuk atau cairan kimia, serta menyimpannya di tempat yang aman mudah diakses.
  • Mengenali jenis zat kimia di tempat kerja/rumah yang berpotensi mengenai mata.
  • Memilih zat kimia yang relatif aman untuk digunakan (mengurangi penggunaan zat kimia dengan toksisitas tinggi dengan menggantinya dengan zat kimia yang toksisitas yang lebih rendah).

Sebagai kesimpulan, trauma kimia pada mata adalah salah satu keadaan darurat mata yang harus mendapatkan penanganan yang segera. Kesegeraan untuk mendapatkan pertolongan pertama serta pengobatan yang cepat, akurat pada fase awal pasca paparan zat kimia, dan meminimalisir komplikasi merupakan kunci dalam keberhasilan penatalaksanaan trauma kimia pada mata.

Sumber :
1. Pola Trauma Kimia Pada Mata ,Komplikasi dan Tatalaksananya di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung ; dr. Endi Pramudya Laksana, 2022
2. Singh et al, Ocular chemical injuries and their management. Oman Journal of Ophthalmology, Vol. 6, No. 2, 2013.
3. Akgun Z, Selver OB. Epidemiology and etiology of chemical ocular injury: A brief review. World J Clin Cases 2023; 11(6): 1245-1251
4. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc. gov
5. Wagoner MD, Kenyon KR. Chemical injuries, clinical course and management. Dalam: Kuhn F, Pieramici DJ. Ocular Trauma: principles and practice. Section 4. Thieme. New York. 2010: 302-59.

(oleh dr. Angga Fajriansyah, SpM(K) - Dokter Mata Sub Spesialis Infeksi & Imunologi PMN RS Mata Cicendo)

ROP merupakan kelainan pembuluh darah retina yang dapat terjadi pada bayi prematur. Kelainan ini merupakan salah satu penyebab kebutaan yang dapat dicegah pada bayi serta memiliki dampak gangguan penglihatan yang signifikan. Angka kejadian ROP meningkat seiring dengan perkembangan teknologi untuk merawat bayi prematur. Seiring dengan meningkatnya angka kehidupan bayi prematur, maka kejadian ROP dapat meningkat.

Pembuluh darah retina tumbuh sempurna pada usia 40 minggu kehamilan. Pada kondisi prematur, perkembangan vaskular retina tersebut tidak berjalan dengan sempurna. Tidak semua kejadian ROP berbahaya, sebagian bersifat ringan dan tidak membutuhkan penanganan. Pada stadium ROP lanjut,  dapat menyebabkan lepasnya lapisan retina yang akan menyebabkan kebutaan. Bayi yang berisiko terkena ROP Bayi yang berisiko mengalami ROP adalah bayi dengan berat badan lahir ≤ 1500 gram atau usia gestasi ≤ 34 minggu, serta bayi prematur yang memiliki faktor risiko seperti mendapat suplementasi oksigen dalam jangka waktu lama dengan konsentrasi tinggi, memiliki riwayat gangguan pernafasan, gangguan jantung, terdapat riwayat transfusi darah dan mengalami infeksi berat atau sepsis. 

Cara mengenali ROP Kondisi ROP ini tidak bergejala, bila sudah ada gejala berupa pupil putih atau leukocoria kemungkinan sudah terjadi ROP stadium lanjut. ROP hanya bisa dikenali dengan deteksi dini yang dilakukan oleh dokter spesialis mata terlatih dengan peralatan khusus. Proses pemeriksaan tersebut dinamakan skrining ROP. Langkah pemeriksaan pertama adalah mendilatasi pupil dengan penetesan obat tertentu. Pemeriksaan tidak dapat dilakukan jika pupil belum berdilatasi sempurna. Selanjutnya bayi akan diperiksa menggunakan indirect ophthalmoscope dengan bantuan spekulum mata dan indentasi sklera jika dibutuhkan. Tempat pemeriksaan dapat dilakukan di ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) atau di poliklinik. Pemanfaatan fotografi digital untuk retina (RetCam) dapat dipertimbangkan untuk melengkapi skrining ROP.

Berikut adalah gambaran retina normal dan gambaran retina pada ROP berbagai stadium

Stadium ROP
Kapan harus dilakukan skrining ROP? Pada bayi yang lahir kurang dari 30 minggu, pemeriksaan pertama sebaiknya dilakukan 4 minggu setelah lahir. Sedangkan bayi yang lahir lebih dari 30 minggu pemeriksaan dilakukan 2 minggu setelah lahir. Setiap bayi prematur harus dilakukan skrining ROP minimal satu kali. Jadwal pemeriksaan lanjutan dibuat berdasarkan derajat ROP saat dilakukan skrining. Penanganan bayi dengan ROP Tidak semua kasus ROP membutuhkan terapi, pada kasus retina imatur atau kondisi ringan dapat mengalami regresi spontan, namun pada ROP stadium lanjut, terapi harus dilakukan dengan cepat. Modalitas terapi yang dapat diberikan kepada bayi prematur yang mengalami ROP yaitu, fotokoagulasi laser, krioterapi, penyuntikan anti-VEGF, dan operasi vitrektomi pada kasus lanjut.

Komplikasi yang dapat terjadi pada mata akibat ROP
Bayi dengan ROP memiliki risiko tinggi untuk kejadian kondisi okular lainnya seperti strabismus, ambliopia, gangguan refraksi khususnya miopia, katarak, dan glaukoma, sehingga harus dilakukan pemeriksaan oftalmologi secara berkala.

(oleh : dr. Sesy Caesarya, SpM(K) - Dokter Mata Sub Spesialis Pediatrik Oftalmologi & Strabismus PMN RS Mata Cicendo)

Halaman 1 dari 7

Visi dan Misi

Visi dan Misi Tahun 2025 - Tahun 2029

Visi

Rumah Sakit Bertaraf Level Asia yang Memiliki Pelayanan Mata Unggulan dengan Pertumbuhan Berkelanjutan

Misi

  1. Memperbaiki fasilitas pendukung dan waktu tunggu pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pasien
  2. Meningkatkan produktivitas kerja dengan melakukan perbaikan sistem remunerasi, pelatihan dan pengembangan karir yang berkeadilan
  3. Standarisasi pelayanan dengan Panduan Praktek Klinis (PPK) dan clinical pathway
  4. Memperbaiki sistem, proses dan manajemen operasional rumah sakit secara efektif dan efisien melalui digitalisasi pelayanan
  5. Mengampu rumah sakit daerah untuk turut serta dalam peningkatan kapabilitas jaringan rumah sakit dalam skala nasional secara merata
  6. Meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pendidikan dan penelitian untuk mendukung pengembangan layanan berbasis riset

 

Visitor

Today962
Yesterday2351
This week15903
This month38609
Total2223000

Who Is Online

19
Online

 

Jl. Cicendo No. 4, Kelurahan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat - 40117

Instalasi SIMRS 2022 © Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo. All Rights Reserved.